Kritik terhadap rezim. Foto: Ilustrasi |
Belakangan, para elit politik kita menyuguhkan adegan yang sungguh tak layak ditonton. Andaikan itu adalah drama dan saya jadi komisi penyiarannya, pasti langsung saya takedown nggak pake lama.
Demokrasi tak ubahnya seperti rimba
belantara. Siapa yang berkuasa dialah yang memiliki seluruh intrumen untuk
mempermudah rencana yang ia siapkan. Konstitusi kita seolah jadi robot yang
bisa diotak atik sesuka hati.
Kali ini, mungkin tulisannya akan sedikit
lebih pendek. Saya cuma gusar sekali dengan apa yang telah terjadi belakangan. Drama
yang seolah sudah di setting sedemikian rupa sehingga terlalu sempurna
untuk mencari dimana cacatnya. Saya akui, skenario ini layak mendapatkan rating
10/10.
Adegan Pertama
Dimulai dengan Kaesang yang
tiba-tiba menjadi ketua umum Partai Solidaritas Indonesia pada Senin(25/09).
Mungkin dulu kita menebak bahwa Kaesang tidak akan masuk dunia politik sebab
sudah jadi pengusaha. Tapi, kenyataannya sungguh mengecoh. Pertanyaan besar
yang muncul cuma satu “Bagaimana bisa orang yang tak berkecimpung di partai
tiba-tiba bisa langsung menjadi ketua umum?”.
Adegan kedua
Adanya gugatan ke Mahkamah Konstitusi terkait umur calon presiden dan wakil presiden harus diatas 40 tahun. Gugatan ini, membuat nama Gibran Rakabuming Raka menjadi satu-satunya sosok kuat yang akan mendampingi calon presiden Prabowo Subianto.
Walaupun
Almas Tsaibbiru selaku penggugat mengatakan tak ada hubungannya sama sekali
dengan Gibran, namun faktanya hanya ada Gibran sosok yang saat itu
digadang-gadang sebagai cawapres dan kebetulan umurnya dibawah 40 tahun.
Hakim Mahkamah Konstitusi Anwar Usman yang
punya hubungan keluarga dengan Jokowi, tentu saja tak bisa di bebaskan dari
dugaan Nepotisme. Tak hanya sampai distu, beberapa minggu setelah disahkan,
Mahkamah Konstitusi juga menolak gugatan batas usia maksimal calon presiden 70
tahun. Tentu saja kita tak bisa menutup mata bahwa semua rangkaian keputusan
ini menguntungkan untuk salah satu pasangan calon.
Adegan Ketiga
Benar saja, Gibran
dideklarasikan sebagai calon wakil presiden yang akan mendampingi Prabowo
Subianto oleh partai Golkar. Hal ini disampaikan oleh Airlangga Hartanto pada
Rapimnas Partai Golkar pada Sabtu(21/10). Hal berikutnya seperti yang sudah
bisa kita tebak, Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia(PSI) Kaesang Pangarep
mengumumkan dukungannya kepada sang kakak.
0 Comments